1. Apa
masalah yang dihadapi?
Jawab: bagi petani khususnya daerah
yang agak jauh dari air yang biasanya menggunakan lahan untuk menanam jenis
ketela pohon atau yang lebih mudah disebut singkong. Ketela pohon merupakan
jenis tanaman umbi yang sangat mudah dibudidayakan dan tidak perlu perawatan
khusus. Tanaman ini dapat berumur hingga 2 tahun atau 4 musim. Di beberapa
daerah banyak di budidayakan dengan sistem tumpang sari antara jagung ketela
pohon, padi gogo dengan ketela pohon, tanaman empon-empon (jahe, kencur dsb)
dengan ketela pohon. Hal ini lah yang menjadi dorongan masyarakat untuk menanam
tanaman tersebut. Namun lambat laun harga juah umbi ketela pohon semakin
menurun hanya sekitar Rp. 1.500-2000 per kg. Masalah ini yang menjadi trauma
bagi para petani untuk menanam ketela pohon yang produktifitasnya sangat tinggi
di daerah tegalan/kebun namun harga jual umbinya sangat murah. Sedangkan untuk
dibuat olahan untuk daerah pedesaan belum mengetahui cara membuat olahan yang
diminati oleh orang-orang sekitar, sehingga menjadi pembatas pemasaranya.
2. Siapa
yang bermasalah?
Jawab: petani pedesaan yang menanam
ketela pohon
3. Apakah
solusinya?
Jawab: produk hasil panen ketela
pohon tidak di jual mentah secara langsung. Harus ada olahan yang mampu memikat
atau disukai para pembeli. Sehingga diharapkan memperoleh pendapatan yang lebih
dan mampu mengangkat ekonominya. Salah satu olahanya adalah makanan ringan
srawut. Srawut atau yang dikenal dengan serawut ini adalah makanan ringan yang
sangat mengenyangkan karena oalahn asli dari ketela pohon yang masih segar.
Srawut bisas dijadikan makanan alternatif pengganti sarapan atau makan siang
karena kandungan karbohidratnya yang sangat tinggi.
4. Bagaimana
keadaan pasar/pemasaranya?
Jawab: dikalangan mahsiswa atau
warga sekitar universitas trunojoyo madura sangat jarang mengenal makanan jenis
ini. Sehingga bisa dikatakan hal baru bagi mereka. utuk pemasran karena suatu
hal baru dan dapat digunakan sebagai makan alternatif pengganti makan cukup
mudah. Berdasarkan hasil pengamatan, masih belum ada yang menjual produk
tersebut sehingga dapat dikatakan tidak ada pesaing sejenis hanya saja untuk
jenis makan ringan lainya sudah banyak. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan
seiring berjalanya waktu pasti ada pesaingnya.
5. Faktor
luar apa saja yang mempengaruhi bisnis tersebut?
Jawab: faktor luar yang berpengaruh
diantaranya persaingan pasar, penyesuaian harga dengan konsumen yang
ditargetkan, kritikan baik dari orang sekitar maupun konsumen dan khusunya
pesaing. Selain itu juga kerjasama tim, keikhlasan anggota dalam tim.
6. Kenapa
orang harus memilih produk tersebut?
Jawab: pertama orang harus memilih
produk ini karena makanan ini hanya makan
sampingan atau makann camilan namun dapat mengenyangkan konsumen. Kedua
produk ini masih baru bagi mahasiswa. Ketiga produk ini kaya akan gizi dan
bebas dari bahan pengawat. Keempat bahan yang digunakan alami.
7. Bagaimana
caranya menjual produk?
Jawab: kami menggunakan dua cara
dalam teknik penjualan
·
Penjualan langsung kepada konsumen
·
Dengan menitipkan di beberapa toko/
warung yang sudah bekerjasama
8. Bagaimana
cara menjaga pelanggan?
Jawab: untuk menjaga pelanggan
sepaya tetep mejadi konsumen kami menggunakan harga yang sesui dengan kantong
(murah). Memberikan beberapa tawaran rasa, tidak hanya satu macam warna.
Memberikan “CP” dilabel kemasan untuk kritikan.
9. Bagaimana
cara meningkatkat pendapatan?
Jawab: Cara meningkatkan pendapatan
kami mengembangkan usaha yaitu menambbah beberapa tempat untuk penjualan bisa
dilakukan di sekitar pasar atau sekolah.
10. Bagaimana
cara memanagement/mengelola keuangan?
Jawab: pengelolaan uang di
sendirikan yautu di pegang oleh bendahara untuk pengelolaan antara uang keluar
dan uang masuk dilakukan pencatatan. Pencatatan dilakukan hampir setiap hari,
dengan maksud supaya tidak ada kesalahan. Selain itu antara uang pribadi, uang
produk dan uang makan dibedakan sehingga dapat diketahui secara langsung
keuntungan atau kerugian dari produk.
11. Bagaimana
mengelola sumber daya?
Jawab: pengelolaan sumber daya alam
yang dilakukan dengan teknik inovasi dari srawut biasa dimodifikasi menjadi
srawut yang aneka warna dan rasa.
12. Bagaimana
cara membangun sebuah team?
Jawab: untuk membangun sebuah tim
yang utuh kami melakukan beberapa cara diantaranya:
·
Saling keterbukaan ketika terjadi
kesalahan
·
Membagi tugas masing masing secara
jelas, misal tugas belanja setiap hari bergantian
·
Transparasi anggaran
·
Mengatur pertemuan rutinan
·
Memberikan sanksi bagi anggota yang
melanggar, tidak menjalankan tugasnya.