Kamis, 04 Mei 2017

Tanaman lemon



LEMON (Citrus medica)
menanam-jeruk-lemon.jpg
Gambar: Tanaman lemon
Lemon (Citrus medica) merupakan tanaman yang kaya akan kandungan vitamin C-nya. Lemon lebih dikenal di masyarakat pedesaan dengan mana jeruk keprok soe. Jeruk keprok soe atau lemon ini memiliki potensi yang ukup tinggi di masyarakat. Dengan jumlah penduduk yang mencapai juataan jiwa, tingkat konsumen mencaai 3,9 kg per kapita/tahun. Hal ini karena permintaan pasar yang selalu melonjak tinggi. Lemon merupakan salah satu unggulan agribisnis karena nilai ekspor yang tinggi di berbagai negara. Akan tetapi untuk Indonesia sendiri masih mengimpor dari Amerika dam Italia (Martosupono, 2007).
Jeruk lemon atau jeruk sitrun dapat dibudidayakan dengan mudah karena sama dengan budidaya jeruk biasanya. Hal yang perlu diperhatikan ketika budidaya adalah cara perawatanya. Perawatan ini meliputi berbagai cara salah satunya pemangkasan. Dengan dilakukanya pemangkasan pada ranting-ranting tanaman jeruk lemon memungkinkan tanaman dapat berbuah optimal. Tidak semua ranting mampu menghasilkan buah sehingga sanggat perlu di lakukan pemangkasan. Ranting maupun cabang yang tidak produktif hanya akan mengahbiskan sumber makanan. Letak ranting tersebut di tengah-tengah atau di sebelah bawah sendiri. Hasil pemotongan terutama pucuknya masih bisa di manfaatkan sebagai bahan sambung atau tempel dalam pekembangbiakan secara vegetatif (Martosupono, 2007).
Jeruk lemon selain berfungsi sebagai pelengkap masakan juga berfungsi sebagai pelengkap minuman yang menyegarkan dan kaya vitamin C. Sebut saja lemon tea yang memiliki banyak penggemar. Jeruk lemon merupakan jeruk nipis tanpa biji sehingga lebih efektif perbanyakanya menggunakan cara vegetatif. Perbanyakan vegetatif juga memiliki keunggulan supaya anakannya sama dengan indukannya (Berti, 2015).


1.      Klasifikasi
Adapun klasifikasi jeruk lemon ialah sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Sapindales
Famili              : Rutaceae
Genus              : Citrus
Spesies            : Citrus medica (Tjitrosoepomo, 1987).

2.      Morfologi
1-lemon-tree-after-harvest.jpg
Rounded Rectangle: Gambar: LemonJeruk lemon merupakan tanaman peredu sekaliguh penghias kebun. Tinggi tanaman ini mencapai 2-13 m. Daun lemon berwarna hijau ada yang agak kekuningan, bertepi rata, perukan daun licin agak berminyak dan pangkal meruncing. Daun lemon merupakan daun tunggal dengan panjang 7-8 cm sedangkan lebarnya 4-5 cm.
Batang dan ranting jeruk lemon memiliki duri yang panjang tetapi tingkat kerapatanya rendah. Pada ranting terdapat tangkai daun sepanjang 1-1,5 cm yang dianggap duri. Batang berkayu dan berakar tunggang karena merupakan salah satu tanaman dikotil.
Akar tanaman lemon merupakan akar tunggang. Hal ini karena tanaman lemon merupakan tanaman dikotil. Fungsi utama akar lemon adalah untuk menyerap dan sekaligus menyimpan makanan.
Bunga berwaran putih atau kuning pucat dengan mahkota berumlah 4 terkadang ada yang 5. Bunga ada yang berkelompok ada yang tunggal dan ada yang majemuk. Tempat bunganya berada di ketiak daun dan ujung batang. Kelopak berbentuk bintang berwarna hijau, benang sari panjang 1,5 cm, kepala sari berbentuk ginjal berwarna kuning. Tangkai putik silinders, panjang 1 cm, kepala putik berwarna kuning.
Buah jeruk lemon berwarna kuning dengan bentuk membulat dengan diameter 5-7 cm. Ukuran buah hampir seragam, kulit buah yang tebal dan mengkilat serta bergelombang banyak mengandung atsiri. Warna daging buah kuning kemerahan, beraroma lembut. Sari buah lemon terdiri dari 5% asam sitrat, yang memberi rasa khas lemon dan pH-nya sekitar 2-3. Biji berbentuk bulat telur, berwarna putih agak mengkerut (Nizhar, 2012 dalam Martosupono, 2007).

3.      Syarat tumbuh
Lahan yang digunakan untuk menanam lemon harus mendapatkan sinar matahari yang cukup besar. Jeruk lemon dapat tumbuh di dataran tinggi maupun rendah, di daerah tropis seperti negara kita maupun di negara subtropik. Tanah yang gembur dan  kandungan organic tinggi, memiliki aerase dan draenase yang mmadai, dengan nilai pH 6-7. Sehingga pohon jeruk lemon dapat tercukupi nutrisinya. Tanah yang akan ditanami memiliki tingkat garam yang rendah, bebas dari gulma dan tanaman pengganggu lainnya,  tidak tergenang air, tidak becek dan tidak terlalu basah.
Jeruk lemon cocok ditanam di daerah beriklim kering dengan musim dingin yang relatif hangat. Suhu lingkungan ideal yang akan ditanamai adalah 15-30°C atau 60-85°F. Ketika di tanam di iklim bawah standat, buah dan bunga akan rontok serta pohon bisa mati. Ketinggian tempat yang baik adalah 500-1.200 m dpl sedangkan di daerah rendah ketinggianya 100-400 m dpl. Curah hujan tidak melebihi 100 mm/bulan dan kelembapan udara 50-85% dengan minimal 3 bulan kering (Agustin, 2015).

4.      Budidaya
Teknik budidaya jeruk lemon relatif mudah dan membutuhkan perawatan yang intensif. Khususnya di indonesia penguasaan teknik budidaya cukup rendah dan kurang ada tenaga kerja. Tenaga kerja berasan dari keluarga itu sendiri.
Pembibitan, bibit yang digunakan dalam perbanyakan ada dua yaitu generati dengan biji seleksi dan vegetatif dengan okulasi. Secara generatif lebih banyak dilakukan masyarakat karena tingkat produksi lebih panjang dan perakaranya lebih kuat, sedangkan teknik okulasi kurang digunakan karena selain lama menunggu tumbuh batang bawah (6 bulan) juga resisten terhadap hama lebih tinggi ketika okulasi dengan pisau yang kurang steril. Namun dikalangan masyarakat lebih banyak membudidayakan tanaman hasil pasokan dari pemerintah, hal ini karena mereka belum menguasai teknik okulasi.
             Penanaman, bibit yang telah berumur 4-6 bulan biasanya siap untuk di tanama di lahan. Jarak tanam yang biasa digunakan ada lahan adalah 40×40 cm dan 50×50 cm. Fungsi lain adalah untuk memperbaiki struktur tanah, drainase, dan aerasinya. Sebelum ditanam perlu adanya pemangkasan daun atau ranting yang diperkirakan tidak penting, akar juga perlu dipangkas sedikit untuk merangsang munculnya akar baru. Penanaman perlu mengunakan pupuk baik organk mauapun anorganik, namun lebih efektif menggunakan pupuk oganik.
            Penyiangan, penyiangan dilakukan para petani sebelum melakukan penanaman. Penyiangan ini untuk membesihkan tanaman atau gulam yang dapat menggagu pertumuhan tanaman jeruk ang di tanam. Pemupukan, pemupukan dilakukan saat awa penanaman dengan menggunakan pupuk organik kompos, pupukkandang maupun anorganik sesuai dosis. Pemupukan juga dilakukan sekitar 1-2 kali dalam setahun. Pemupukan sendiri bertujuan untuk memperbanyak kadungan humus, memperbaiki sirkulasi udara, mudah memperoleh oksigen .
            Pemangkasan, pemangkasan dilakukan sebanyak 1-2 kali pertahunnya dengan tujuan untuk menghilakan ranting atau cabang yang kering, tidak produktif. Sebelum pemangkasan alat yang digunakan hendaknya disterilkan mengunakan alkohol 70%. Bekas luka pemangkasan sebaiknya ditutup dengan lilin, meni, atau fungisida untuk mencegah munculnya hama penyakit. Tanaman yang baru ditanam usia  bulan lebih efektif jika hanya memiliki 3 atau 4 cabang saja.
            Penjarangan buah, kegiatan ini dilakukan untuk mengantisipasi saat tanaman jeruk berbuah banyak. Tanaman jeruk memiliki 2 musim berbuah terkadang tahun pertama banyak buahnya tahun ke dua jarang buahnya (binomial). Saat berbuah banyak tanaman resisten akan kerusakan, karena buah yang terlalu banyak tidak mamu ranting untuk menyangganya sehingga dapat patah. Penjarangan buah ini bertujuan memaksimalkan hasil, menjaga kesehatan tanaman dan memperbaiki kualitas buah.
Prodiktifitas atau hasil panen dalam perbanyakan vegetatif mencapai umur 4-5 tahun setelah tanam, sedangkan dengan cara generatif mencapai umur 6-10 tahun baru berbuah. Produksi perpohon berkisar 25-150 kg, dengan harga nilai jual petani di Indonesia khususnya  yaitu Rp.3.000,- sampai Rp.5.000,-/kg (Martosupono, 2007).

5.      Penyebaran
Tanaman lemon berasal dari Asia Timur dan Asia Tenggar, pada awal 200 masehi dibudidayakan di India. Selama abad 10 sampai abad 11 populer di negara Timur Tengah, Mediterania, Amerika, Cina. Lemon diperkenalkan ke Amerika oleh penjajah Spanyol tepatnya di California tahun 1700-an (Agustin, 2015).

6.      Manfaat
Bagaian-bagian tanaman yang di manfaatkan mulai dari buah, daunya yang memiliki nilai dekorasi serta bunga yang berwarna menarik. Lemon juga dapat digunakan sebagai bumbu makanan sampai pembersih. Lemon biasanya ditaman di kebun sebagai hiasan kebun karena bentuk pohonya, rasa buahnya yang manis dan ketahanan terhadap cuaca. Air perasan buah lemon sangat bermanfaat sebagai antibakteri dan sebagai antioksidan. Vitamin C merupakan kandungan utama air buah lemon yang bermanfaat sebagai antioksidan. Kadungan lainya yaitu asam sitrat yang mampu menurunkan pH sel bakteri sehingga mampu menghambat aktivitas sel bakteri ( Berti, 2015).







DAFTAR PUSTAKA

Agustin, D. 2015. Merangsang Pertumbuhan Jeruk Lemon https://www.jurnalasia.com/bisnis/agribisnis/lemon/. Di akses tanggal 11 April 2017.
Berti, P. 2015. Daya Antibakteri Air Perasan Buah Lemon (Citrus medica) terhadap Porphyromonas gingivalis Dominan Periodontitis (In Vitro). UMS. Surakarta.
Martosupono, dkk. 2007. Budidaya Jeruk Keprok Soe di Kabupaten Timut Tengah Selatan. J. Agri vol 19:76-90.
Tjitrosoepomo, G. 1987. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Bapak Penyuluh Pertanian Indonesia



Bapak Penyuluh Pertanian Indonesia
news_12_1470726156.JPG
Gambar : Salmon Padmanagara

Salmon Padmanagara, merupakan nama yang tidak begitu dikenal masyarakat. Lelaki kelahiran Bandung 89 tahun lalu ini yang dijuluki Bapak Penyuluhan Pertanian Indonesia. Salmon Padmanagara lahir pada 20 Agustus 1927 dari keluarga Raden Tumenggung Agoes Padmanagara, Bupati Garut pada zaman kolonial. Meskipun berasal dari keluarga bangsawan, hal itu tidak menjadikan Salmon sebagai pribadi yang feodal, bahkan dia tak pernah memakai gelar Raden di depan namanya. Istri Salmon Padmanagara, Nyi Raden Siti Patimah (Titi) juga berasal dari golongan bangsawan. Ayahnya, Raden Tumenggung Mochamad Singer, adalah Bupati Sumedang. Dari pernikahan dengan Titi, Salmon dikaruniai lima anak yaitu Tony S. Padmanagara (alm), Monty S. Padmanagara, Rika Padmanagara, Rafe Padmanagara, Ranny Padmanagara.
Bagi dunia pertanian, khususnya penyuluh pertanian dan kelompok tani, sosok Salmon Padmanagara sudah tak asing lagi, karena beliaulah yang membangun penyuluhan di Indonesia. Komitmennya terhadap penyuluh dan petani tak perlu diragukan lagi. Saat menjadi pejabat Departemen Pertanian dan dosen, beliau selalu menanamkan pengertian arti Penyuluhan Pertanian yang sebenarnya. Motto-nya adalah: "To help people help themselves" dari "to make the best better". Ini mencerminkan bahwa penyuluhan pertanian adalah upaya mendorong petani untuk bisa menolong dirinya sendiri dan bahwa kemajuan itu harus dicapai dan terus-menerus.
Konsep tersebut yakni "Improvement and Strengthening of Agricultureal Extension Activities". Konsep pola pengembangan penyuluhan pertanian itu memuat upaya memperkuat kegiatan penyuluhan pertanian. Beliau kemudian menyusun berbagai metode seperti dem-plot, dem-farm, dem-area, dan dem-unit, siaran pedesan, bahan cetakan dan bahan audiovisual. Sebagai konseptor, pada tahun 1969 Salmon Padmanagara lalu diangkat menjadi Direktur Penyuluhan pada Direktorat Jenderal Pertanian. Pemikiran Salmon pun jauh ke depan menembus ruang dan waktu. Saat itu belum ada koran atau media cetak yang terbit hanya melayani salah satu sektor, beliau lah penggagas terbitnya Tabloid Sinar Tani, sebuah media yang mengkhususkan diri untuk penyuluhan dan pembangunan pertanian

 Tentara pelajar
Pendidikan dasar Salmon saat masih kecil di berbagai tempat di Jawa Barat dan terakhir diselesaikannya di Purwakarta pada 1941, kemudian lulus SMP pada 1945 di Jakarta. Pada periode 1946 sampai dengan 1949, Salmon remaja bergabung dengan Tentara Pelajar. Pada 1950, beliau menyelesaikan pendidikan SMA di Bandung. Setahun kemudian, ia menjadi mahasiswa ikatan dinas Fakultas Pertanian Universitas Indonesia Bogor (sekarang IPB) Jurusan Sosial Ekonomi dan lulus sarjana pada 1958.
Selain menempuh pendidikan formal, Salmon juga mengikuti program pendidikan tambahan di manca negara, seperti Pendidikan Penyuluh Pertanian di University of Kentucky, AS (1958-1959) dan Perencanaan Pembangunan Pertanian di UN Asia Institute, Bangkok, Thailand (1967). Atas dedikasinya dalam keilmuan pertanian, ia dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Padjadjaran (Unpad) pada 22 Desember 2004.

Obor penerang
Perhatian, pemikiran dan perjuangan yang besar Salmon Padmanagara terhadap petani dan pertanian menjadikan dirinya dianggap obor penerang yang menuntun mereka menjadi petani mandiri sehingga diangkat sebagai Bapak Penyuluhan Pertanian. Namun sayangnya, penganugerahan tersebut bukan dari pemerintah, tapi dari petani Indonesia yang disampaikan KTNA Nasional pada acara Pekan Nasional Kontak Tani Nasional Andalan (Penas KTNA) di Simalungun Sumatera Utara tahun 1986. Kemudian pada Penas KTNA IX di Lombok 1996, Salmon mendapat penghargaan Peniti Emas dari petani. Beliau di nilai merupakan salah satu tokoh yang turut membesarkan KTNA, yaitu organisasi tani nasional yang saat ini masih eksis tersebut.
Ketika menjadi Kepala Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian pertama, sosok Salmon Padmanagara memiliki begitu banyak pengalaman berkualitas dalam menegakan prinsip-prinsip kediklatan yang berorientasi ahlak dan moral secara konsisten. Awal kepemimpinan beliau menerapakan model penyatuan prinsip pendidikan pertanian, diklat pertanian dan penyuluhan pertanian. Mantan Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Emilia Harapah menyatakan, pemikiran Salmon Padmanagara yang pernah menjabat Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP) saat menjadi ketua Asean COFAF (commite on food, agriculture and fisheries) banyak mewarnai arah kerjasama pangan dan pertanian Asean.

TANAMAN CERMAI



CERMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeel)
cer bi.jpg
Gambar : Cermai atau cerme (Phyllanthus acidus (L.) Skeel)

Cermai atau cerme (Phyllanthus acidus (L.) Skeel) merupakan tanaman perdu yang memiliki tinggi mencapai 9 m. Pohon cermai  memiliki bentuk seperti tanaman belimbing wuluh. Tanaman ini memiliki tingkat percabangan yang rendah. Cermai termasuk tanaman dikotil karena memiliki akar tunggang, tulang daun menyirip. Bunga-bunganya berkelamin ganda ada yang berkelamin tunggal, berbilang 4. Buahnya bulat dengan 6-8 rusuk, berwarna kuning keputuhan. Daging buahnya masam dan banyak mengandung air. Dalam satu buah terdapat 4-6 butir biji, yang mana biji ini digunakan sebagai benih (Koko, 2015).
            Buah cermai sering dimakan segar dengan dicampur gula, garam atau dirujak. Cermai juga kerap dibuat manisan, direbus (disetup) atau dibuat minuman penyegar. Daun mudanya digunakan sebagai lalapan. Bahan penyamak juga dihasilkan dari kulit akarnya. Pohon cermai kerap ditanam sebagai peneduh atau penghias halaman dan taman. Pohon ini dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis, menyukai tempat yang lembap sampai ketinggian sekitar 1.000m dpl. Cermai dapat dibiakkan melalui biji atau stek (Nofita, 2014).


  

       I.            Klasifikasi
cer.jpg
Gambar : Tanaman cermai
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Subdivisi         : Angeospermae
Kelas               : Dikotyledoneae
Bangsa                        : Euphorbiales
Suku                : Euphorbiaceae
Marga              : Phyllanthus
Jenis                : Phyllanthus acidus (L.) Skeel
Dalam bahasa Indonesia cermai, ma-yom (Thailand), cermai dalam melayu, dan dalam bahasa asing di kenal dengan nama otaheite gooseberry (Verheij, 1997).

    II.            Morfologi
1.      Akar
Memiliki akar tunggang sehingga dapat diketahui bahwa tanaman ini merupakan tanaman dikotil.
2.      Batang
Tanaman cermai memiliki batang yang tinggi mencapai 9 m. Batang tegak, bulat serta berkayu. Batangnya mudah sekali patah, permukanya kasar, percabangan monodial, warna batang tanaman cermai coklat.
3.      Daun
Tanaman cermai  berdaun majemuk, berbentuk lonjong, berseling, tepi daunya rata, panjang mencapai 5-6 cm dan lebar 2-3 cm. Bertulang daun menyirip, ujung daunya runcing, pangkal tumpul, berwarma hijau muda.
4.      Bunga
Bunga tanaman cermai majemuk, berbentuk bulat, tangkai bunga menepel pada ranting pohon dan silinders, panjang bunganya kurang lebih 1 cm. Bunga cermai berwarna hijau muda, kelopak berbentuk bintang halus, mahkota berwarna hijau muda.
5.      Buah
Buah berbentuk bulat, permukn tidak rata (berlekuk-lekuk), warna buahnya kuning keputih-putihan.
6.      Biji
Biji bulat pipih, berwarna coklat muda (Hutapea, 1994).

 III.            Penyebaran
Tanaman cermai berasal dari Madangaskar, yang kini telas menyebar ke berbagai wilayah tropis seperti Vietnam Selatan, Laos, Indinesia, Malaysia, dan dikepulauan-kepulauan misalnya kepulauan Mauritius, Reonion, dan Rodrigues di Samudera Hindia, serta di Guama dan Hawaii dan kepulauan Samudera Pasifik. Sejak tahun 1973 tanaman ini mulai masuk di Benua Amerika. Tanaman ini dibawa ke Jamaika dari Timor. Selanjutnya menyebar di daerah Karibia hingga masuk ke Amerika Tengah dan Amerika Latin (Verheij, 1997).

 IV.            Budidaya


Tabulampot cereme manis

Cermai berkerabat dekat dengan pohon malaka (Phyllanthus emblica) dan meniran (Phyllanthus niruri), keduanya adalah tumbuhan yang berkhasiat obat. Biji cermai digunakan sebagai benih perbanyakan. Sebelum dilakukan penanaman sebaiknya benih di semai dalam pot kemudian setelah dewas bisa di pindah. Benih cermai akan tumbuh sekitar 1-2 minggu setelah tanam. Kemudian di pindah ke dalam pot atau media tanam. Belum genap satu bulan di tanam di pot, pohon segera memunculkan bunga-bunga yang semarak. Terkadang di ujung-ujung tangkai daun majemuknya tumbuh bunga dan juga pentil-pentil hijau yang berukuran kecil. Sekitar 9 bulan telah berbuah sebanyak 3 kali. Biasanya bunga-bunga akan bermunculan kembali berselang sekitar 2 minggu setelah buah habis dipanen.
Gambar : Tanaman cermai dalam pot.
Bunga-bunga cermai akan segera menjadi pentil buah berwarna hijau muda berselang sekitar satu sampai 2 minggu kemudian. Buah-buah kecil bergerombol sangat banyak, bahkan terkadang sampai menyentuh dasar media pada pot. Buah yang telah masak berubah warna menjadi kuning cerah. Cermai memang bukan buah komersial. Dengan sedikit kandungan rasa manis di daging buahnya, ditambah rasa sedikit kecut dan sepet tentu tidak mudah menandingi buah-buah komersial lain seperti strawberry, cherry, kelengkeng dan sebagainya (Verheij, 1997).

    V.            Syarat tumbuh
Karakter pohon cermai yang gampang tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian sampai 2000 m dpl, mudah perawatan, dan terus-menerus berbuah.

 VI.            Manfaat
Daun, kulit batang, dan kayu mengandung saponin, flavonoid, tanin, dan polifenol. Akar mengandung saponin, asam galus, zat samak, dan zat beracun (toksik). Buah mengandung vitamin C. Daun berkhasiat sebagai peluruh dahak, pencahar (purgatif), mual, kanker, dan sariawan. Kulit berkhasiat mengatasi penyakit asma dan sakit kulit. Kulit akar dan buah berkhasiat sebagai pencahar. Biji untuk mengobati sembelit dan mual. Di Thailand, akar tanaman dimanfaatkan sebagai rehabilitasi dari seseorang yang kecanduan alkohol. Pengobatan ini sangat efektif, namun ternyata menimbulkan efek samping kronis yang cukup serius (Cookson, 2004).
Vongvanich et al (2000)  melaporkan penemuan senyawa glikosida Norbisabolane yaitu Phyllanthusols A and B yang bersifat sitotoksik terhadap BC dan KB cell lines. Phyllanthusols A (1) dan B (2) menunjukkan sitotoksisitas terhadap  BC (EC50 pada 4.2 dan 4.0 μg/mL untuk 1 dan 2, masing-msaing) dan KB (EC50 pada 14.6 dan 8.9 μg/mL untuk 1 dan 2, respectively) cell lines, sedangkan aglikon 3 dan sakarida 4 tidak menunjukkan efek toksik. Senyawa ini ada dalam tanaman dengan karadar yang cuku p tinggi  (ca. 1 mg/g berat basah) dan senyawa sitotoksik glikosida norbisabolane g 1 pada akar  P. acidus, yang mungkin bertanggung jawab terhadap penyakit kronis ketika sesorang meminum ektrak akar tanaman ini. Selain itu menarik sebagai penghias halaman di perkotaan. Sekaligus memberikan nutrisi sehat bagi seluruh keluarga (Dalimartha, 1999).





DAFTAR PUSTAKA

Cookson, W. 2004. The Immunogenetic Of Asma And Eczema: A New Focus On The Ephitelium. Nature Reviews Immunology. Vol. 4 No. 12: 978-988.
Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Trubus Agriwidya. Jakarta.
Koko, M. 2015. Cermai. http://mangkoko.com/kebun_organik/cereme-manis. (Online). Diakses tanggal 19 April 2017.
Nofianti, T. dan Hidayati, N. 2014. Aktivitas Laksatif Infusa Daun Cermai (Phyllanthus acidus (L.) Skeel) pada Mencit. J. vol 11. Tasikmalaya.
Verheij, E.W.M. dan Coronel, R.E. (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2.
http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=16. (Online). Diakses tanggal 19 April 2017.

teknik sambung susu tanaman semangka (citrullus vulgaris)

tekni sambung merupakan teknik vegetasi untuk menigkatkan buah dan mempercepat umur berbuah serta memperbaiki ketururnan sesuai induknya ata...