Bapak
Penyuluh Pertanian Indonesia
Gambar : Salmon
Padmanagara
Salmon
Padmanagara, merupakan nama yang tidak begitu dikenal masyarakat. Lelaki
kelahiran Bandung 89 tahun lalu ini yang dijuluki Bapak Penyuluhan Pertanian
Indonesia. Salmon Padmanagara lahir pada 20 Agustus 1927 dari keluarga Raden
Tumenggung Agoes Padmanagara, Bupati Garut pada zaman kolonial. Meskipun
berasal dari keluarga bangsawan, hal itu tidak menjadikan Salmon sebagai
pribadi yang feodal, bahkan dia tak pernah memakai gelar Raden di depan
namanya. Istri Salmon Padmanagara, Nyi Raden Siti Patimah (Titi) juga berasal
dari golongan bangsawan. Ayahnya, Raden Tumenggung Mochamad Singer, adalah
Bupati Sumedang. Dari pernikahan dengan Titi, Salmon dikaruniai lima anak yaitu
Tony S. Padmanagara (alm), Monty S. Padmanagara, Rika Padmanagara, Rafe Padmanagara,
Ranny Padmanagara.
Bagi
dunia pertanian, khususnya penyuluh pertanian dan kelompok tani, sosok Salmon
Padmanagara sudah tak asing lagi, karena beliaulah yang membangun penyuluhan di
Indonesia. Komitmennya terhadap penyuluh dan petani tak perlu diragukan lagi.
Saat menjadi pejabat Departemen Pertanian dan dosen, beliau selalu menanamkan
pengertian arti Penyuluhan Pertanian yang sebenarnya. Motto-nya adalah:
"To help people help themselves" dari "to make the best
better". Ini mencerminkan bahwa penyuluhan pertanian adalah upaya
mendorong petani untuk bisa menolong dirinya sendiri dan bahwa kemajuan itu harus
dicapai dan terus-menerus.
Konsep
tersebut yakni "Improvement and Strengthening of Agricultureal Extension
Activities". Konsep pola pengembangan penyuluhan pertanian itu memuat
upaya memperkuat kegiatan penyuluhan pertanian. Beliau kemudian menyusun
berbagai metode seperti dem-plot, dem-farm, dem-area, dan dem-unit, siaran
pedesan, bahan cetakan dan bahan audiovisual. Sebagai konseptor, pada tahun
1969 Salmon Padmanagara lalu diangkat menjadi Direktur Penyuluhan pada
Direktorat Jenderal Pertanian. Pemikiran Salmon pun jauh ke depan menembus
ruang dan waktu. Saat itu belum ada koran atau media cetak yang terbit hanya
melayani salah satu sektor, beliau lah penggagas terbitnya Tabloid Sinar Tani,
sebuah media yang mengkhususkan diri untuk penyuluhan dan pembangunan pertanian
Tentara pelajar
Tentara pelajar
Pendidikan
dasar Salmon saat masih kecil di berbagai tempat di Jawa Barat dan terakhir
diselesaikannya di Purwakarta pada 1941, kemudian lulus SMP pada 1945 di
Jakarta. Pada periode 1946 sampai dengan 1949, Salmon remaja bergabung dengan
Tentara Pelajar. Pada 1950, beliau menyelesaikan pendidikan SMA di Bandung.
Setahun kemudian, ia menjadi mahasiswa ikatan dinas Fakultas Pertanian
Universitas Indonesia Bogor (sekarang IPB) Jurusan Sosial Ekonomi dan lulus
sarjana pada 1958.
Selain
menempuh pendidikan formal, Salmon juga mengikuti program pendidikan tambahan
di manca negara, seperti Pendidikan Penyuluh Pertanian di University of
Kentucky, AS (1958-1959) dan Perencanaan Pembangunan Pertanian di UN Asia
Institute, Bangkok, Thailand (1967). Atas dedikasinya dalam keilmuan pertanian,
ia dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Padjadjaran (Unpad)
pada 22 Desember 2004.
Obor penerang
Perhatian,
pemikiran dan perjuangan yang besar Salmon Padmanagara terhadap petani dan
pertanian menjadikan dirinya dianggap obor penerang yang menuntun mereka
menjadi petani mandiri sehingga diangkat sebagai Bapak Penyuluhan Pertanian. Namun
sayangnya, penganugerahan tersebut bukan dari pemerintah, tapi dari petani
Indonesia yang disampaikan KTNA Nasional pada acara Pekan Nasional Kontak Tani
Nasional Andalan (Penas KTNA) di Simalungun Sumatera Utara tahun 1986. Kemudian
pada Penas KTNA IX di Lombok 1996, Salmon mendapat penghargaan Peniti Emas dari
petani. Beliau di nilai merupakan salah satu tokoh yang turut membesarkan KTNA,
yaitu organisasi tani nasional yang saat ini masih eksis tersebut.
Ketika
menjadi Kepala Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian pertama, sosok Salmon
Padmanagara memiliki begitu banyak pengalaman berkualitas dalam menegakan
prinsip-prinsip kediklatan yang berorientasi ahlak dan moral secara konsisten.
Awal kepemimpinan beliau menerapakan model penyatuan prinsip pendidikan
pertanian, diklat pertanian dan penyuluhan pertanian. Mantan Dirjen Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Emilia Harapah menyatakan, pemikiran
Salmon Padmanagara yang pernah menjabat Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pertanian (BPSDMP) saat menjadi ketua Asean COFAF (commite on food,
agriculture and fisheries) banyak mewarnai arah kerjasama pangan dan pertanian
Asean.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar